Perkembangan industri otomotif roda empat global, yang mengarah pada mobil ramah lingkungan, menuntut pabrikan untuk bisa menghasilkan kendaraan dengan efisiensi bahan bakar yang baik. Kategori ini bisa diperoleh, salah satunya dengan teknologi baru, antra lain mobil listrik, hibrida, atau gas.
Ini yang disebut Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, sebagai salah satu tantangan, untuk bisa selamat di pasar ekspor. Mobil dengan kategori tersebut bisa dikejar dengan peningkatan teknologi mesin konvensional, atau juga dengan menghasilkan mobil hybrid atau bahkan listrik.
“Sekarang banyak negara-negara di dunia lebih menginginkan fuel-efficient vehicle, ini yang menjadi tantangan besar kami. Kendaraan seperti itu harus kami produksi, supaya kami bisa masuk market tersebut, kalau masih menggunakan mobil konvensional, tidak akan kompetitif lah itu,” tutur Warih kepada Kompas Otomotif, Jumat (30/7/2017).
Warih menambahkan, bahkan negara kaya minyak-pun, menginginkan kendaraan yang efisien. Jadi ke depan, TMMIN mengakui kalau mereka akan memikirkan itu, dan itu menjadi keharusan.
“Seperti kemarin kami mengunjungi negara Gulf Cooperation Country (GCC), di mana mereka sedang mendiskusikan kendaaan yang bukan hanya performa, tapi juga soal efisiensi bagan bakar dan fokus kepada kualitas lingkungan, Jadi jika dahulu mesin harus besar masuk sana seperti 2.7L, tapi sekarang 2.0 L sudah cukup,” ucap Warih.
Dilansir dari : otomotif.kompas.com