Orang Indonesia kini lebih banyak nonton video di internet ketimbang nonton tayangan di televisi. Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian firma Millward Brown tentang perilaku pemiliksmartphone di Indonesia.
Lebih spesifiknya, dari 30 persen populasi di Indonesia, 52 persen di antaranya menonton video di internet, salah satunya YouTube, melaluismartphone, tablet, atau laptop.
Sementara itu, berbanding tipis, 48 persen masih menonton tayangan di televisi, sebagaimana dilaporkan Mumbrella Asia dan dihimpunKompasTekno, Rabu (25/11/2015).
Fenomena ini berbanding lurus dengan fenomena global. Sajian digital semakin mendominasi dan mengalahkan sajian lewat perangkat konvensional. Terutama bagi remaja usia 16 hingga 24 tahun yang disebut sebagai digital native.
Hal ini kurang lebih disebabkan oleh fleksibilitas yang ditawarkan. Konsumsi tayangan televisi cenderung dilakukan di rumah dan beramai-ramai untuk kebutuhan sosialisasi.
Sementara itu, konsumsi video lewat perangkat mobile bisa dilakukan di mana saja dan sifatnya lebih individu. Di kereta, ruang tunggu, lift, mobil, dan di manapun, masyarakat modern bisa menyaksikan video lewat smartphone atau tablet.
Hasil penelitian juga menyasar sektor iklan digital. Masyarakat Indonesia, menurut studi, lebih mudah menerima iklan ketimbang rata-rata masyarakat global.
Lebih sedikit netizen yang melangkahi iklan sebelum masuk pada tayangan yang hendak ditonton. Lebih banyak yang memilih menyaksikan iklan. Terlebih jika iklan menawarkan hadiah atau kuis.
“Ini adalah peluang bagi pengiklan untuk meraup pasar,” kata Direktur Manajer Millward Brown Indonesia, Mark Chamberlain.
Pun begitu, penyajian iklan juga harus dipikirkan agar bisa menarik minat penonton. “Pengiklan harus memakai cara yang simpel namun mengena untuk audiens digital native Indonesia,” ia menjelaskan.
Sumber : kompas.com
Facebook: Iceberg Window Films
Twitter: icebergwf
Instagram: icebergwf